Lisensi Su 54/55/56 untuk pesawat generasi 4.5 Indonesia - Just In Case
Untuk mengurangi kesulitan logistik dalam armada pesawat tempur, Amerika telah mengenalkan Platform Centric Warfare, dimana sebisa mungkin parts dan komponen memiliki kesamaan sebanyak mungkin. Ini merupakan setingkat dibawah Assymetric Warfare kelak.
Sehingga untuk pesawat generasi 4.5, kita membutuhkan pesawat yang kompatibel dengan Superiority Fighter kita yaitu Sukhoi 30 series yang kita miliki sejak tahun 2000 an.
Untuk mengurangi kesulitan logistik dalam armada pesawat tempur, Amerika telah mengenalkan Platform Warfare, dimana sebisa mungkin parts dan komponen memiliki kesamaan sebanyak mungkin. Ini merupakan setingkat dibawah Assymetric Warfare kelak.
Sehingga untuk pesawat generasi 4.5, kita membutuhkan pesawat yang kompatibel dengan Superiority Fighter kita yaitu Sukhoi 30 series yang kita miliki sejak tahun 2000 an.
Sukhoi sebenarnya mengeluarkan versi cebol adiknya, yaitu Su 54/55/56 yang bermesin tunggal. Ini bermanfaat untuk tugas pelatihan lanjut kemudian peran tempur serang darat (dengan canard di lehernya baik untuk attack), namun juga sekunder bisa digunakan untuk pertempuran udara.
Mesin, avionik, komponen lainnya dll identik dengan Sukhoi 30 series yang kita sudah miliki, memiliki interchangeability yang tinggi, untuk itu lebih ekonomis jika kita memiliki pair 2 jenis yang mirip namun beda fungsi.
Su 54/55/56 kebetulan tidak laku, bisa kita jadikan kesempatan untuk membeli lisensinya dengan harga yang lebih bersaing, sehingga transfer of technology yang nyata bisa kita miliki.
Sebagai bonus, Russia tidak pernah mempermasalahkan embargo suku cadang, karena kepentingan politiknya tidak pernah bersinggungan lawan dengan Indonesia.
Catatan:
kita memang sedang menyongsong KFX/IFX namun pihak Korea sudah jengkel dengan pembayaran bagian Indonesia yang tersendat-sendat dan tidak pasti. Untuk itu Lisensi Sukhoi 54/55/56 bisa dijadikan back up plan yang viable jika suatu saat Korea memutuskan joint production KFX/IFX.
Comments